Article Detail
Pelatihan Eco Print
Jumat (22/2), SD Tarakanita Ngembesan mengadakan pelatihan Eco Print untuk masyarakat sekitar sekolah. Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari program pemberdayaan masyarakat SD Tarakanita Ngembesan. Pelatihan ini diikuti oleh 18 peserta yang merupakan perwakilan komite sekolah, perwakilan orang tua/wali murid, dan perwakilan masyarakat sekitar sekolah. Pelatihan Eco Print ini dipandu oleh 2 orang narasumber, yaitu Ibu Prida dan Ibu Titik.
Eco Print merupakan suatu teknik untuk mencetak dan mewarnai sesuatu dengan bahan-bahan alami berbasis tumbuhan. Membatik dengan teknik eco print ini sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatannya. Hasilnya pun sangat bagus, tidak kalah dari teknik membatik yang lain. Oleh sebab itu, para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini.
Pada awal kegiatan, kedua narasumber memperkenalkan diri kemudian menjelaskan tentang eco print beserta cara membuatnya. Setelah itu, para peserta dibagi menjadi 5 kelompok untuk praktik membuat batik eco print. Setiap kelompok mendapatan selembar kain, beberapa jenis daun, dan palu karet. Daun yang digunakan diutamakan daun yang dapat mengeluarkan getah yang berwarna tertentu, misalnya daun jati, daun lanang, dan daun ketepeng. Selanjutnya, peserta dipandu untuk memulai proses pembuatan eco print.
Proses pembuatan diawali dengan mencuci kain mori dengan air yang dicampur tawas untuk menghilangkan bahan kimia yang melekat pada kain. Setelah itu, kain dibilas dengan air bersih kemudian diangin-anginkan sebentar. Proses berikutnya, kain direntangkan di lantai atau papan kemudian daun yang sudah disiapkan ditata di atas kain mori tersebut sesuai dengan motif yang diinginkan. Kain mori kemudian dilipat menjadi dua bagian, lalu daun dipukul-pukul menggunakan palu karet sampai mengeluarkan getah. Setelah semua daun dipukuli, kain dilipat, kemudian ditali menggunakan kenur, lalu dikukus selama 1-2 jam. Setelah dirasa cukup, kain diambil, kemudian dibuka ikatannya lalu dikibas-kibaskan. Proses membuka ikatan ini menjadi sesuatu yang menarik karena motif yang dihasilkan akan selalu berbeda. Setelah itu, kain dimasukkan ke dalam larutan tawas untuk mengunci warna, lalu dibilas menggunakan air bersih dan dikeringkan. Akhirnya proses pembuatan batik eco print selesai.
Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat yang mengikuti pelatihan eco print ini dapat mengembangkan kreasinya dan mengembangkannya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Salam Tarakanita…!
Eco Print merupakan suatu teknik untuk mencetak dan mewarnai sesuatu dengan bahan-bahan alami berbasis tumbuhan. Membatik dengan teknik eco print ini sangat ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia dalam proses pembuatannya. Hasilnya pun sangat bagus, tidak kalah dari teknik membatik yang lain. Oleh sebab itu, para peserta sangat antusias dalam mengikuti pelatihan ini.
Pada awal kegiatan, kedua narasumber memperkenalkan diri kemudian menjelaskan tentang eco print beserta cara membuatnya. Setelah itu, para peserta dibagi menjadi 5 kelompok untuk praktik membuat batik eco print. Setiap kelompok mendapatan selembar kain, beberapa jenis daun, dan palu karet. Daun yang digunakan diutamakan daun yang dapat mengeluarkan getah yang berwarna tertentu, misalnya daun jati, daun lanang, dan daun ketepeng. Selanjutnya, peserta dipandu untuk memulai proses pembuatan eco print.
Proses pembuatan diawali dengan mencuci kain mori dengan air yang dicampur tawas untuk menghilangkan bahan kimia yang melekat pada kain. Setelah itu, kain dibilas dengan air bersih kemudian diangin-anginkan sebentar. Proses berikutnya, kain direntangkan di lantai atau papan kemudian daun yang sudah disiapkan ditata di atas kain mori tersebut sesuai dengan motif yang diinginkan. Kain mori kemudian dilipat menjadi dua bagian, lalu daun dipukul-pukul menggunakan palu karet sampai mengeluarkan getah. Setelah semua daun dipukuli, kain dilipat, kemudian ditali menggunakan kenur, lalu dikukus selama 1-2 jam. Setelah dirasa cukup, kain diambil, kemudian dibuka ikatannya lalu dikibas-kibaskan. Proses membuka ikatan ini menjadi sesuatu yang menarik karena motif yang dihasilkan akan selalu berbeda. Setelah itu, kain dimasukkan ke dalam larutan tawas untuk mengunci warna, lalu dibilas menggunakan air bersih dan dikeringkan. Akhirnya proses pembuatan batik eco print selesai.
Melalui kegiatan ini diharapkan masyarakat yang mengikuti pelatihan eco print ini dapat mengembangkan kreasinya dan mengembangkannya menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis. Salam Tarakanita…!
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment