Article Detail

Sinterklas Jawa di SD Tarakanita Ngembesan


Jumat (4/1), hari yang cerah dan indah terasa dilereng Merapi, tepatnya SD Tarakanita Ngembesan. Keceriaan itu bersemi sejak pagi dengan senam bersama, ibarat mens sana in corpore sano – dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Hari ini digunakan mengawali semester genap pembelajaran tahun 2018-2019 untuk pembekalan anak-anak secara iman dan semangat maju serta memulai yang baru melalui Perayaan Ekaristi dan Perayaan Natal sekolah.
Dalam perayaan ekaristi, Romo Koko sebagaiRomo Paroki Somohitan yang memimpin Misa berpesan agar anak-anak semakin rajin berdoa dan belajar agar sekolah Tarakanita di sini tetap ada dan dipercaya oleh masyarakat. Lebih lanjut Romo Koko menyampaikan terkait dengan natal, tanggal 25 Desember dipilih sebagai hari lahir Yesus sebenarnya adalah pernyataan iman, karena Yesus adalah jalan, kebenaran, dan hidup juga sebagai
terang dunia. Menurut sejarah, tanggal 25 Desember tersebut di Eropa merupakan hari yang paling panjang terangnya, sehingga dipilih sebagai perayaan Natal.
Setelah perayaan ekaristi, kegiatan dilanjutkan dengan kado silang dan hiburan bersama Pak Tedjo Badut. Bagi pak Tedjo Badut, kedatangannya di Ngembesan atas kemauannya sendiri, “Pokoke niat ingsun atur panglipur cempe Dalem” (Pokoknya aku berniat memberi penghiburan bagi para domba-Nya)
Lebih lanjut Pak Tedjo mengatakan, “Bar diparingirejeki matumpo-tumpo dening Tyas dalem, nak nggih wajib bersyukur to?” (Karena baru saja dianugerahi rejeki berlimpah oleh Tyas Dalem, kan wajib bersyukur to?)
Dengan semangat empat lima, ditemani Pak Yono meninggalkan Kasongan Bantul mendaki lereng Merapi dan bersua anak-anak yang sudah menantinya. Betapa gembira anak-anak dengan kehadiran mereka dalam balutan busana Sinterklas Jawa dan Eropa. Anak-anak bernyanyi dan bermain bersama. Tawa dan canda tiada henti, suasana sungguh hepi.
Adalah Nindi, anak kelas 2 yang dipilih Santa Klass (istilah Sinterklas dari Pak Tedjo) maju dan diajak bermain memilih hadiah uang. Atas desakan teman-temannya Nindi memilih yang warna merah.
Entah bagaimana, uang yang sudah diremas dan digenggam Nindi bisa berubah menjadi coklat warnanya dan menjadi milik Nindi. Akhirnya, sayonara sampai berjumpa pula. Salam hormat dan cium tangan anak-anak ketika waktunya berpisah. “Terima kasih Gusti boleh menghibur anak-anak dan mereka semakin sumringah,” pungkas Pak Tedjo sambil berpamitan. (*)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment