Article Detail

BANYAK JALAN DI TENGAH KETERBATASAN

Siang itu matahari muncul malu-malu sehingga udara pun menjadi cukup dingin. Para siswa kelas VI duduk melingkar di depan ruang kepala sekolah, memutari sebuah waskom, parutan, dan jahe yang sedang diparut dan mengeluarkan aroma yang khas. Celoteh khas anak-anak terdengar, sesekali mereka berebut untuk memperoleh kesempatan memarut jahe. Wajah-wajah terlihat ceria karena mereka akan membuat “Wedang Jahe” dari jahe yang mereka tanam di kebun sekolah.
Sesekali terdengar suara Pak Marno, guru mereka, memberikan instruksi sekaligus contoh bagaimana mereka harus berproses. Sesaat dapur kecil sekolah menjadi ramai oleh suara anak-anak yang gembira memasak. Tak berapa lama kemudian, wedang jahe yang hangat di tengah udara dingin siang itu terhidang di ruang guru. Gelas-gelas milik para siswa kelas VI berderet di teras mengeluarkan aroma jahe yang segar. Kepuasan dan kegembiraan tampak di wajah mereka karena hari itu ekstrakurikuler pertanian yang mereka ikuti telah menghasilkan … wedang jahe yang enak.
Lain hari, dentingan gitar terdengar di tengah sunyinya sekolah. Hari itu kelas V tidak ada pelajaran menyanyi tetapi dawai gitar sekolah dipetik dalam suatu alunan. Ternyata, para siswa sedang asyik mengerjakan tugas diiringi suara gitar dalam melodi nan lembut. Secara tidak langsung siswa mengerjakan tugas-tugas dalam suasana yang nyaman menyenangkan dan tentunya Pak Budi, guru kelas V, pemetik gitar itu mempunyai harapan….para siswa bisa mengerjakan dan menyerap pelajaran hari itu lebih baik daripada kemarin.
Suara Bu Guru yang satu ini tak kalah ampuh dengan petikan gitar Pak Guru. Ya, siapa guru yang mempunyai volume suara paling keras di sekolah? Jawabannya barangkali di setiap sekolah sama yaitu guru kelas I. Sapaan sederhana kepada siswa dengan menggunakan bahasa Inggris sering terdengar dari Bu Rita, guru kelas I. Belum lagi pertanyaan-pertanyaan spontan yang berkaitan dengan pelajaran sering terdengar pada saat menemani para siswa istirahat. Bahu-membahu dengan Pak Bambang yaitu sosok yang dikenal sangat dekat dengan anak-anak, mereka berusaha memberikan dasar-dasar yang baik sebagai langkah awal para siswa menapaki jenjang sekolah dasar.
Itu pemandangan yang bisa dan biasa terlihat di SD Tarakanita Ngembesan. Apa lagi? O… rupa-rupanya siswa kelas III mempunyai kebiasaan baik yang ditanamkan Pak Tri, wali kelasnya. Para siswa tak mau pulang sebelum mendapat dan dapat menjawab pertanyaan dengan benar tentang pelajaran hari itu dari Pak Guru.
Para siswa SD Tarakanita Ngembesan mempunyai semangat yang cukup baik untuk menimba ilmu. Namun demikian guna memompa semangat mereka menjadi lebih baik lagi para guru melakukan berbagai upaya. Salah satu yang dilakukan oleh Bu Novi, guru kelas IV adalah mendorong para siswanya untuk tidak mudah berputus asa. Aneka cara yang menyenangkan ditempuh sehingga para siswa dapat makin percaya diri dan mempunyai daya juang tinggi.
Banyak hal yang telah dan akan diupayakan para guru dan karyawan. Semua dilandasi dengan rasa persaudaraan, kerja sama, dan tanggung jawab. Ada banyak keterbatasan namun dengan semangat dan cintanya para guru dan karyawan menjadikannya tak terbatas.
Maka, memperingati hari baik “Hari Santo Carolus Borromeus” keinginan untuk semakin baik dalam melayani senantiasa diupayakan, hal ini selaras dengan tema peringatan Caroluis Day yaitu “Semangat Santo Carolus memperbaharui sikap dan pelayanan kita”. Mari berjuang bersama! (Rien Widiyanto)

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment